Deskripsi :
Lobster adalah hewan laut yang termasuk dalam Crustacea atau udang – udangan, jenis udang raksasa ini termasuk dalam keluarga Nephropidae dan juga keluarga Homaridae termasuk lobster yang memiliki capit salah satu jenis yang termasuk dalam golongan ini adalah Metanephrops sibogae. Lobster merupakan salah satu hewan laut yang memiliki nilai ekonomis tinggi selain produk ikan. Lobster biasanya menjadi favorit bagi penggemar masakan ikan laut yang ad di restaurant – restaurant besar. Harganya yang mahal menjadikan lobster menjadi primadona bagi para penangkapnya untuk mendapatkan keuntungan yang besar. Lobster juga memiliki kerabat yang bentuknya tidak sepenuhnya sama dengan yang kita kenal. Lobster chelae adalah jenis yang tidak memiliki cakar, lobster air tawar juga merupakan kerabat lobster karang namun memiliki rasa dan tekstur yang jauh berbeda karena habitat asalnya. Lobster termasuk hewan nokturnal yang aktif pada malam hari, pada waktu siang hari lebih suka berdiam pada lubang-lubang karang dan nanti pada malam hari keluar dari persembunyiannya untuk mencari makan di sekitar karang yang lebih dangkal pada waktu air pasang. Lobster laut tinggal di daerah perairan yang yang berbatu, berkarang dan berpasir. Banyaknya batu karang akan membantu lobster untuk bersembunyi dan beranak pinak. Tempat tinggal yang strategis bagi kelangsungan hidup mereka adalah batu karang yang banyak lubangnya dimana mereka bisa bersembunyi di dalamnya. Hampir semua perairan di dunia menjadi habitat penyebaran hewan crustacea ini. Lobster di alam liar termasuk hewan yang memiliki pola makan omnivora atau pemakan segala. Ia memakan ikan kecil, berbagai jenis moluska kecil dan udang – udang kecil lain serta makan ganggang serta tanaman laut. Dalam mencari makanan ia berjalan di dasar perairan laut dengan menggunakan kaki – kakinya serta berburu dengan menggunakan capit yang juga berfungsi sebagai tangan juga.
Lobster termasuk keluarga crustacean yaitu suatu kelompok besar dari arthropoda, terdiri dari kurang lebih 52.000 spesies yang terdeskripsikan, dan biasanya dianggap sebagai suatu subfilum.Kelompok ini mencakup hewan-hewan yang cukup dikenal seperti lobster, kepiting, udang, udang karang, serta teritip. Mayoritas merupakan hewan akuatik, hidup di air tawar atau laut, walaupun beberapa kelompok telah beradaptasi dengan kehidupan darat, seperti kepiting darat. Mayoritas dapat bebas bergerak, walaupun beberapa takson bersifat parasit dan hidup dengan menumpang pada inangnya. artikel (wikipedia.co.id).
Tubuh lobster terbagi menjadi dua bagian yaitu bagian depan terdiri dari kepala dan dada yang disebut cephalothorax. Sementara bagian belakang terdiri dari badan dan ekor yang disebut abdomen. Kepala ditutupi oleh kulit atau cangkang kepala (carapace). Carapace ini berperan dalam melindungi organ tubuh, seperti otak, insang, hati dan lambung.
Carapace berbahan zat tanduk atau kitin yang tebal dan merupakan nitrogen polisakarida yang disekresikan oleh kulit epidermis dan dapat mengelupas saat terjadinya pergantian cangkang tubuh (moulting). Hewan ini tertutupi kerangka luar kitin, yang mengandung sebagian besar kapur dan skelerotin yaitu yang membuat rangka lebih keras dan berat tapi sangat baik sebagai lapisan pelindung. Kitin luar tipis dan berhubungan, untuk memberikan kelenturan maksimal. Bagian anterior tubuhnya disebut Carapace dan masing-masing segmen posterior abdominal terdiri dari lengkungan dorsal tergum, dua lateral pleura dan sebuah ventral sternum.
Lobster termasuk keluarga crustacean yaitu suatu kelompok besar dari arthropoda, terdiri dari kurang lebih 52.000 spesies yang terdeskripsikan, dan biasanya dianggap sebagai suatu subfilum.Kelompok ini mencakup hewan-hewan yang cukup dikenal seperti lobster, kepiting, udang, udang karang, serta teritip. Mayoritas merupakan hewan akuatik, hidup di air tawar atau laut, walaupun beberapa kelompok telah beradaptasi dengan kehidupan darat, seperti kepiting darat. Mayoritas dapat bebas bergerak, walaupun beberapa takson bersifat parasit dan hidup dengan menumpang pada inangnya. artikel (wikipedia.co.id).
Tubuh lobster terbagi menjadi dua bagian yaitu bagian depan terdiri dari kepala dan dada yang disebut cephalothorax. Sementara bagian belakang terdiri dari badan dan ekor yang disebut abdomen. Kepala ditutupi oleh kulit atau cangkang kepala (carapace). Carapace ini berperan dalam melindungi organ tubuh, seperti otak, insang, hati dan lambung.
Carapace berbahan zat tanduk atau kitin yang tebal dan merupakan nitrogen polisakarida yang disekresikan oleh kulit epidermis dan dapat mengelupas saat terjadinya pergantian cangkang tubuh (moulting). Hewan ini tertutupi kerangka luar kitin, yang mengandung sebagian besar kapur dan skelerotin yaitu yang membuat rangka lebih keras dan berat tapi sangat baik sebagai lapisan pelindung. Kitin luar tipis dan berhubungan, untuk memberikan kelenturan maksimal. Bagian anterior tubuhnya disebut Carapace dan masing-masing segmen posterior abdominal terdiri dari lengkungan dorsal tergum, dua lateral pleura dan sebuah ventral sternum.
Siklus Hidup
Menurut Subani, 1984 in Utami 1999, lobster dapat digolongkan sebagai binatang yang mengasuh dan memelihara keturunannya walaupun sifatnya hanya sementara. Lobster betina yang sedang bertelur melindungi telurnya dengan cara meletakkan atau menempelkan butir-butir telurnya di bagian bawah badan (abdomen) sampai telur tersebut dibuahi dan menetas menjadi larva udang. Menjelang akhir periode pengeluaran telur dan setelah dibuahi, lobster akan bergerak menjauhi pantai dan menuju ke perairan karang yang lebih dalam untuk penetasan Nontji (1993) menyatakan bahwa, jumlah telur yang dihasilkan setiap ekor betina lobster dapat mencapai lebih dari 400.000 butir. Telur-telur tersebut akan menetas dan berubah menjadi larva pelagis. Selanjutnya dikatakan pula bahwa, udang karang (lobster) mempunyai daur hidup yang kompleks. Telur yang telah dibuahi menetas menjadi larva dengan beberapa tingkatan (stadium). Larva lobster memiliki bentuk yang sangat berbeda dari yang dewasa. Larva pada stadium filosoma misalnya, mempunyai bentuk yang pipih seperti daun sehingga mudah terbawa arus.
Semenjak telur menetas menjadi larva hingga mencapai tingkat dewasa dan akhirnya mati, maka selama pertumbuhannya, lobster selalu mengalami pergantian kilit (moulting). Pergantian kulit tersebut lebih sering terjadi pada stadia larva. (Subani, 1984 in Utami, 1999) Secara umum dikenal adanya tiga tahapan stadia larva, yaitu “naupliosoma“, “filosoma“, dan “puerulus“. Perubahan dari stadia satu ke stadia berikutnya selalu terjadi pergantian kulit yang diikuti perubahan-perubahan bentuk (metamorphose) yang terlihat dengan adanya modifikasi-modifikasi terutama pada alat geraknya. Pada stadia filosoma yaitu bagian pergantian kulit yang terakhir, terjadi stadia baru yang bentuknya sudah mirip lobster dewasa walaupun kulitnya belum mengeras atau belum mengandung zat kapur.
Pertumbuhan berikutnya setelah mengalami pergantian kulit lagi, terbentuklah lobster muda yang kulitnya sudah mengeras karena diperkuat dengan zat kapur. Bentuk dan sifatnya sudah mirip lobster dewasa (induknya) atau disebut sebagai juvenile. Lama hidup sebagai stadia larva untuk lobster berbeda-beda untuk setiap jenisnya. Lobster yang hidup di perairan tropis, prosesnya lebih cepat dibanding dengan yang hidup di daerah sub-tropis. Waktu yang diperlukan untuk mencapai stadia dewasa untuk lobster tropis antara 3 sampai 7 bulan (Subani, 1984 in Utami, 1999). Lobster Metanephrops sibogae mempunyai ukuran panjang tubuh rata – rata 11,5 – 13 cm tetapi dapat mencapai ukuran hingga 18 cm
Siklus Hidup Lobster |
Pertumbuhan berikutnya setelah mengalami pergantian kulit lagi, terbentuklah lobster muda yang kulitnya sudah mengeras karena diperkuat dengan zat kapur. Bentuk dan sifatnya sudah mirip lobster dewasa (induknya) atau disebut sebagai juvenile. Lama hidup sebagai stadia larva untuk lobster berbeda-beda untuk setiap jenisnya. Lobster yang hidup di perairan tropis, prosesnya lebih cepat dibanding dengan yang hidup di daerah sub-tropis. Waktu yang diperlukan untuk mencapai stadia dewasa untuk lobster tropis antara 3 sampai 7 bulan (Subani, 1984 in Utami, 1999). Lobster Metanephrops sibogae mempunyai ukuran panjang tubuh rata – rata 11,5 – 13 cm tetapi dapat mencapai ukuran hingga 18 cm
Habitat dan Penyebaran
Longhurst dan Pauly (1987) menyatakan bahwa lobster terdapat di mana-mana pada substrat keras di laut-laut tropis dan merupakan bagian penting fauna terumbu karang, dengan sifat ekologis mirip seperti kerabatnya yang hidup di daerah sub tropis.
Lobster hidup pada beberapa kedalaman tergantung pada jenis spesies dan lingkungan yang cocok mulai dari daerah intertidal sampai perairan yang dalam. Banyak spesies yang hidup pada substrat yang berbatu-batu, lumpur atau pasir dan membuat lubang. Lobster Metanephrops sibogae hidup pada kedalaman 248 – 320 m dan mempunyai penyebaran yang sangat luas dan menyukai hidup pada lubang atau celah-celah batu karang. Biasanya mendiami tempat-tempat yang terlindung di antara batu-batu karang dan jarang ditemukan dalam kelompok yang berjumlah besar. Banyak terdapat diperairan Kepulauan Kai, Indonesia. Terlalu sedikit yang diketahui tentang kebiasaan dan habitat yang sebenarnya dari spesies ini.
penyebaran Lobster Metanephrops sibogae |
Klasifikasi
Kingdom
|
:
| |
Phylum
|
:
| |
Class
| : | |
Order
|
:
| |
Family
|
:
| |
Genus
|
:
|
Metanephrops
|
Spesies
|
:
|
Metanephrops sibogae
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar